Ramadhan adalah bulan yang penuh barokah dan keutamaan. Namun kadang terlalu fokus pada keutamaan bulan suci ini sehingga kadang kita lupa ada beberapa hal yang dapat mengurangi pahala puasa yang kita lakukan. Berikut ulasan 5 hal yang dapat merusak pahala puasa.
Seorang muslim harus tau terhadap hal-hal yang merusak pahala puasa tersebut. Sebab, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Betapa banyak orang-orang yang berpuasa tidak mendapatkan balasan kecuali lapar dan haus” (H.R. Ath-Thabrani)
Diriwayatkan dari Anas, Nabi Muhammad bersabda, “Ada lima perbuatan yang menghapus pahala puasa, yaitu berbohong, menggunjing, mengadu domba, bersumpah palsu, dan memandang dengan syahwat”.
Berikut ulasan 5 Hal yang dapat Merusak Pahala Puasa, adalah ;
1.Berbohong / Berdusta
Pertama, berdusta atau berbohong, menyampaikan informasi yang tidak berdasarkan fakta sesungguhnya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW menekankan, “Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta (tetapi justru) mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan (saat puasa)” (H.R. Bukhari 1903).
Dari hadis di atas, dapat kita ketahui bahwa hukum berbohong saat berpuasa itu tidak membatalkan, hanya saja perilaku berbohong akan merusak pahala puasa karena sifat dari perbuatan tersebut sangat tidak Allah SWT sukai.
Hal yang Membolehkan Untuk Berbohong
Dari Ummu Kultsum bin ‘Uqbah bin Abu Mu’aith RA bahwasanya ia mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Bukanlah termasuk pendusta: orang yang mendamaikan pihak-pihak yang sedang bertikai, orang yang berkata demi kebaikan, dan orang yang membangkitkan (mengingatkan) kebaikan.” (HR. Muslim, Hadits No 4717)
2.Ghibah atau Menggunjing
Ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu kita sebutkan). Baik dalam keadaan soal jasmaninya, agamanya, kekayaannya, hatinya, akhlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya. Caranya-pun bermacam-macam. Antara lain dengan membeberkan aib, menirukan tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-olok.
Gibah atau perbuatan yang membicarakan keburukan orang lain. Nabi Muhammad menegaskan, gibah ini adalah “kau ceritakan hal tentang saudaramu, yang jika ia mendengar, maka ia tidak rela”.
Terkait hal ini ada sabda Rasulullah bahwa, “Bau mulut orang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma minyak misik.” (H.R. Bukhari 1894). Riwayat tersebut dapat dimaknai lebih jauh, agar seseorang yang berpuasa hendakya mengontrol diri, atau lebih banyak diam.
Gibah yang berlebihan atau mengada-ada akan menjadi fitnah. Bahkan, tingkat kerusakannya akan lebih buruk, karena di dalamnya terdapat tuduhan-tuduhan palsu atau sangkaan yang salah. Seperti halnya gibah, fitnah juga merusak pahala puasa. Ketiga, mengadu domba atau menciptakan perselisihan atau pertikaian dua pihak yang awalnya sepaham atau rukun.
Sebab Orang Melakukan Ghibah, Menurut Para Ulama
- Lemahnya Iman
- Emosi
- Mengikuti Teman dan Menyenangkanya
Ghibah yang diperbolehkan
Dijelaskan oleh Imam an-Nawawi dalam kitab Riyadhus Shalihin, ada 6 hal ghibah yang diperbolehkan yakni ;
- Ghibah dalam rangka mengadukan kezaliman
- Untuk meminta bantuan untuk mengubah kemungkaran
- Ghibah dalam rangka meminta fatwa
- Dalam rangka mengingatkan kaum muslimin dari kebuah Keburukan dan menasehati mereka.
- Ghibah dalam rangka menjelaskan perbuatan dosa yang dilakukan secara terang-terangan
- Dalam rangka mengenalkan
3.Mengadu Domba / Namimah
Namimah diterjemahkan dengan “adu domba” dalam bahasa Indonesia, akan tetapi maknanya lebih luas dari sekedar adu domba. Pengertian namimah sebagaimana dijelaskan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits berikut,
ﻋَﻦْ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑْﻦِ ﻣَﺴْﻌُﻮﺩٍ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻗَﺎﻝَ « ﺃَﻻَ ﺃُﻧَﺒِّﺌُﻜُﻢْ ﻣَﺎ ﺍﻟْﻌَﻀْﻪُ ﻫِﻰَ ﺍﻟﻨَّﻤِﻴﻤَﺔُ ﺍﻟْﻘَﺎﻟَﺔُ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ».
Dari Abdullah bin Mas’ud, sesungguhnya Muhammad bersabda, “Maukah kuberitahukan kepada kalian apa itu al’adhhu? Itulah namimah, perbuatan menyebarkan berita untuk merusak hubungan di antara sesama manusia”
Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa namimah bertujuan merusak hubungan manusia. Beliau berkata,
ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺎﺀ : ﺍﻟﻨَّﻤِﻴﻤَﺔ ﻧَﻘْﻞ ﻛَﻠَﺎﻡِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺑَﻌْﻀِﻬِﻢْ ﺇِﻟَﻰ ﺑَﻌْﺾٍ ﻋَﻠَﻰ ﺟِﻬَﺔِ ﺍﻟْﺈِﻓْﺴَﺎﺩِ ﺑَﻴْﻨﻬﻢْ .
“Para ulama menjelaskan namimah adalah menyampaikan perkataan seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak hubungan di antara mereka.”
Allah SWT berfirman:
وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَهِينٍ ﴿١٠﴾ هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ
Artinya:
Dan janganlah kamu taat kepada orang-orang yang suka bersumpah dan hina. Yang suka mencela dan berjalan kian kemari untuk berbuat namîmah.” (Al-Qalam/68: 10-11)
Baca juga : Harga Beton K175
Kisah Seorang Budak Pengadu Domba
Dalam riwayat bahwa dulu seorang laki-laki melihat seorang budak yang dijual. Tidak ada cacat apa pun pada budak tersebut. Hanya saja dia tukang adu domba. Tetapi lelaki tersebut menganggap remeh cacat ini. Lelaki tersebut tetap membelinya.
Setelah beberapa hari si budak tinggal bersama lelaki tersebut, si budak berkata kepada istri majikannya, “Sungguh, majikanku hendak menikah dengan perempuan selain engkau.” Dia menambahkan, “Sebenarnya dia tidak mencintaimu. Jika engkau ingin dia menyayangimu dan mengurungkan apa yang telah ia rencanakannya, maka apabila dia tidur, ambillah pisau cukur lalu cukurlah beberapa bulu di bawah janggutnya dan biarkan bulu-bulu itu bersamamu.”
Isteri majikan itu berkata dalam hati, “Baiklah.” Dia pun hendak melakukan hal tersebut pada saat suaminya tidur.
Tatkala si suami datang, si budak berkata kepadanya, “Sungguh, majikan perempuanku, istri Anda mempunyai teman dan kekasih selain Anda. Dia ingin lepas dari Anda. Sungguh, dia telah berencana hendak menyembelih Anda di malam hari. Jika Anda tidak percaya pada saya, cobalah Anda pura-pura tidur di malam hari. Lihatlah bagaimana istri Anda menghampiri Anda sementara di tangannya ada sesuatu untuk menyembelih Anda.” Ternyata majikan tersebut mempercayai si budak.
Ketika malam menjelang, di saat si suami berpura-pura tidur si istri datang membawa pisau cukur untuk mencukur bulu di bawah janggut suaminya. Si suami berkata dalam hati, “Demi Allah, sungguh benar kata si budak.” Tatkala si istri telah meletakkan pisau cukur dan hendak menjatuhkannya ke tenggorokan suami, kontan si suami bangkit dan merampas pisau cukur dari istrinya, lalu dia menyembelih istrinya dengan pisau tersebut.
Kemudian keluarga istri datang dan mendapati perempuan tersebut dalam keadaan terbunuh, lalu mereka pun membunuh si suami tersebut. Akhirnya terjadi pertikaian antara dua kelompok gara-gara budak tukang adu domba tersebut.
4.Tidak Menjaga Pandangan
Puasa adalah untuk mengontol hawa nafsu. Oleh karenanya, akan kita sayangkan jika seseorang dalam situasi berpuasa, terus-menerus memandang sesuatu yang bisa membangkitkan hasrat.
Bagi orang yang berpuasa harus meninggalkan syahwat yang meskipun tidak membatalkan puasa seperti ; terlalu asyik mendengar, melihat, menyentuh, seperti mencium bunga, menyentuh dan memandanginya. Sesungguhnya keasyikan yang demikian ini tidak sesuai dengan hikmah puasa.
Baca juga : Tanda Hati yang Sakit dalam Islam
5.Sumpah Palsu
Ini meliputi ucapan atau keterangan saksi yang isinya tidak benar atau tidak sesuai fakta. Sumpah palsu ini berbahaya karena menguntungkan sebuah pihak dan merugikan pihak lain.
5 Hal yang dapat Merusak Pahala Puasa tersebut sudah semestinya kita hindari, demi menjaga ibadah puasa pada bulan Ramadan. Wallohu A’lam.