Penjelasan Gaya Rambut dan Topi Jas Orang Yahudi

Penjelasan Gaya Rambut dan Topi Jas Orang Yahudi

Dalam benak saya pribadi dan mungkin saja juga para pembaca sekalian bertanya-tanya apa Penjelasan Gaya Rambut dan Topi Jas Orang Yahudi. Sedikit kami akan ulas melalui hasil browsing di bawah ini ;

Gaya Rambut Orang Yahudi

Sering kali kita melihat gaya orang Yahudi baik di televisi atau pun media online dengan gaya rambut bagian dekat telinga dibiarkan panjang dan dikepang. Para pria Yahudi ortodoks biasanya membiarkan rambut mereka tumbuh panjang dan banyak yang memelihara jenggot.

Kemudian rambut bagian tepi kepala atau yang mereka sebut Peyot mereka biarkan panjang begitu saja tanpa dipotong. Kata peyot, yang juga disebut pe’ot, pe’at, payot, adalah bentuk jamak dari pe’ah, yang artinya sudut atau samping.

Orang Yahudi Yemenite (Yahudi yang berdiam di Yaman) menyebutnya dengan istilah simanin yang secara harfiah artinya tanda-tanda (signs), karena rambut tepi kepala yang panjang merupakan ciri yang membedakan mereka dengan masyarakat Yaman muslim.

Dalam kepercayaan mereka pemakaian peyot bagi orang Yahudi Ortodoks berdasarkan pada perintah Tuhan di dalam Imamat 19:27, yaitu tentang larangan mencukur tepi rambut kepala.

Dikatakan, “Janganlah kamu mencukur tepi rambut kepalamu berkeliling dan janganlah kamu merusakkan tepi janggutmu“. Para rabi Yahudi menafsirkan kata pe’at di ayat tersebut sebagai rambut di depan telinga yang memanjang sampai ujung tulang pipi, sejajar dengan hidung. Karena itu mereka tidak mau memotongnya, bahkan membiarkannya sampai panjangnya melebihi tulang rahang.

Menurut Maimonides, panggilan untuk Modes ben Maimon, seorang filsuf Yahudi terkemuka abad pertengahan, mencukur rambut tepi kepala adalah kebiasaan kafir. Di Mishnah ditegaskan bahwa peraturan ini hanya berlaku bagi laki-laki.

Rabbi Hirsch Samson Raphael dalam komentarnya tentang Taurat menegaskan bahwa peyot merupakan bentuk simbolik pemisahan antara bagian depan dan bagian belakang otak. Bagian depan otak berkaitan dengan intelektual, sedangkan bagian belakang otak berkaitan dengan perasaan dan pengaturan gerak tubuh. Dengan demikian, pemakai peyot secara sadar sedang membuat pernyataan bahwa dia mengakui kedua aspek dari pikiran tersebut dan bermaksud untuk menjaga dan menggunakan bagian-bagian itu sesuai tugas yang mereka terima.

Menurut Raphael, rambut juga merupakan simbol kebanggaan, karena merupakan bagian yang terlihat orang lain. Ini bisa menimbulkan kesombongan. Untuk itu, larangan memotong peyot mengingatkan seseorang untuk tidak menekankan penampilan, tetapi bergantung pada kecerdasan dan karakter yang baik.

Apa pun penafsiran yang diberikan rabi-rabi Yahudi, yang jelas bahwa orang Yahudi adalah orang yang taat akan hukum yang mereka yakini. Mereka adalah orang-orang yang berusaha untuk menerapkan hukum berdasarkan penafsiran yang mereka buat, yang justru berlebihan.

Penjelasan Gaya Rambut dan Topi Jas Orang Yahudi

Jas Orang Yahudi

Mengenai pemakaian jas sendiri juga banyak model, ada Bekishe, Kapoteh dan Rekel setidaknya itu yang kita tahu.

Bekishe, atau beketshe, adalah mantel panjang, biasanya terbuat dari sutra hitam atau poliester yang dipakai oleh orang-orang Yahudi Hasidic, dan oleh beberapa orang non-Yahudi Hasidim Heredim. Bekishe ini dipakai terutama pada liburan Shabbat dan liburan Yahudi, atau di pesta pernikahan dan acara lainnya. Rabbi Hassidim yang memakai bekishe selama seminggu akan memakai versi yang lebih banyak hiasan untuk Shabbat, sering dilapisi beludru atau beberapa warna lain atau selain hitam.

Bagi pria Heredim yang sudah menikah memakai Kapoteh atau Frak. Memiliki jahitan yang unik dibandingkan Bekishe serta bisa terbuat dari wol dan sutra.

Untuk jas yang dipakai sehari-hari dari minggu hingga jumat (Yahudi libur pada hari sabtu yang disebut Sabbat) adalah Rekel. Sebelum penggunaan rekel sebagai pakaian standar Hasidic, mantel Hasidic umumnya tidak berbentuk, jubah putih dengan garis hitam atau multi-warna, disatukan oleh gartel (haduh gartel lagi, entarlah kapan-kapan saya jelaskan apa itu gartel).

Perubahan dalam pakaian Hasidic terjadi menjelang akhir abad ke-19. Gaya lama masih dipertahankan oleh banyak komunitas di Yerusalem, bahkan yang non-Hasid.

Meskipun rekel itu dimaksudkan untuk penggunaan di hari kerja, beberapa Hasidim mengenakannya di Shabbat.

Gaya Topi Orang Yahudi

Sebenarnya alasannya sama seperti penggunaan jas seperti yang sudah dijelaskan diatas. Topi yang banyak dipakai oleh orang Yahudi ini disebut dengan Fedora atau Homburg. Karena dahulu pada awal abad ke-20 pakaian jas dan topi fedora menjadi pakaian umum oleh orang-orang eropa (coba lihat filmnya Charlie-Chaplene) hingga komunitas sekte Heredim dan Yahudi Orthodox lainnya menjadikan mode fashion ini sebagai pakaian khas mereka sehari-hari.

Mengenai pakaian kepala, ada satu jenis pakaian yang harus dipakai oleh Yahudi yaitu Yarmulke atau Kippah. Semacam peci bulat yang mirip dipakai juga sama ummat Islam dan juga dipakai oleh Paus di Vatikan. Merupakan topi setengah bola yang dipakai sesuai perintah agama mereka untuk menutup kepala. Kippah ini tidak saja dipakai oleh kaum Yahudi Orthodox melainkan juga Yahudi konservatif, Yahudi modern bahkan penganut Zionism.

Jadi mereka selain memakai topi fedora juga didalamnya ada kippah. Tidak hanya fedora, pakaian kepala mereka juga memiliki banyak model seperti Kashket, Kolpik, Sthreimel dan Spondik.

Kashket adalah topi, biasanya dibuat dari felt, dipakai terutama oleh anak-anak Yahudi Hasidic sebagai alternatif Kippah. Sejak awal abad ke-20 sampai Perang Dunia Kedua, banyak orang Yahudi Rusia dan Yahudi Polandia mengenakan topi ini sebagai bagian dari pakaian sehari-hari mereka.

Topi jenis ini diperkenalkan pada awal abad ke-19, sebagai pakaian kerja yang murah dan praktis untuk para pelaut dan pekerja pabrik di Eropa. Menjadi populer di kalangan masyarakat Yahudi Rusia perkotaan sebagai tanggapan atas otoritas yang melarang pakaian kepala Yahudi yang lebih tradisional.

Pada pertengahan abad ke-19 topi ini dipakai setiap hari oleh anak laki-laki Yahudi Hasidic di Inggris, Jerman, Rusia, Polandia, dan Amerika dari zaman Victoria sampai pertengahan abad ke-20. Namun pada hari ini umumnya terbatas pada Shabbat dan acara formal lainnya.

Kolpik adalah sejenis tutup kepala tradisional yang dipakai keluarga Rabbi Hasidim, oleh anak-anak yang belum menikah di Shabbat, dan oleh Rabbi sendiri pada acara-acara khusus.

Shtreimel adalah topi bulu yang dikenakan oleh banyak pria Yahudi ultra-Ortodoks yang sudah menikah, terutama (walaupun tidak eksklusif) kelompok Hasidim, pada hari Sabat dan hari libur Yahudi dan acara-acara perayaan lainnya. Di Yerusalem, shtreimel juga dipakai oleh Yahudi Yerushalmi (non-Hasidim yang termasuk dalam komunitas Ashkenazi asli).

Spodik adalah topi bulu tinggi yang dikenakan oleh beberapa Yahudi Haredi Hasidic, terutama anggota sekte yang berasal dari Kongres Polandia.

Sekalipun demikian, hal ini seharusnya menjadi pelajaran bagi umat Islam, seharusnya kita lah yang lebih mempunyai keinginan kuat untuk menerapkan syariat agama Islam yang sudah jelas kebenaranya. Dan jangan mau kalah semangat dengan orang-orang Yahudi ini.

 

Baca juga :

 

 

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *