Sang Jagoan Yang Kesetanan

Seorang gadis datang tergopoh. Ia mohon pertolongan terkait dengan suasana rumahnya yg super gawat. Ia menjelaskan bahwa ayahnya tiba tiba ngamuk. Dengan golok ditangannya, ia mengancam akan membunuh istri dan anak-anaknya jika lari dan lapor ke tetangga.

Tak sampai disitu, golok tersebut ia sabet sabetkan hingga telah menghancurkan lemari, kipas angin, meteran listrik dan barang pecah belah lainnya. Suasana rumahpun menjadi berantakan.

Sementara kaki ibunya berdarah darah karena menginjak pecahan kaca. Adapun sibungsu yg masih kecil, menangis tanpa daya dengan ketakutan yg luar biasa. Sungguh mencekam!

Setelah kegaduhan terjadi, para tetangga pun berdatangan. Namun ayahnya masih tak bisa diatasi. Untuk itu, atas saran ibunya, ia disuruh menemuiku untuk segera datang menolong!

Tak kurang sepuluh menitan akupun tiba di TKP. Setelah masuk, kulihat seorang lelaki ganteng dengan tubuh atletis sedang dipegangin oleh beberapa orang. Selain itu, kulihat seorang ustad muda sedang kecapaian dan kebingungan.

Kudengar ia berkaor menantang. Ia berkali kali mengatakan ingin duel. ” Aing hayang di adu..aing hayang di adu.” ( saya ingin bertarung… Saya ingin bertarung..).

Lalu aku katakan, ” Coba lepaskan pegangannya “ pintaku. Tapi nampak semuanya ragu. Kemudian si ustad muda mempersilahkan aku untuk mengatasinya. Lalu ia langsung pamit, dengan alasan ada keperluan.

Aku bersikap tenang menghadapi orang ini, karena ia sempat aku ruqyah 3 kali. Ia adalah anggota senior dari sebuah perkumpulan bela diri yg terkenal yg memiliki ajian jalaksana.

Namun sebetulnya kekuatan ajiannya tersebut sudah lenyap beriringan dengan keluarnya khodam. Tapi entah apa yg menjadi penyebab, hingga khodamnya bisa kembali datang!

Setelah kuhadapi, terlibat gayanya melunak, karena aku sendiri memang bersikap lunak. Lalu aku katakan, “punya andalan apa hingga kamu nantang nantang?”. Ia mengerang lalu tertawa. Setelah itu, ia pamer kekuatan. Ia banting-banting kan tangannya ke tembok dengan keras, tanpa ada rasa kesakitan. Sekalipun begitu, ia tak berani menyerangku.

” Sudahlah keluar, dulupun kamu tak sanggup menghadapi kekuatan energi ruqyah! “

Sepontan, tubuhnya langsung bergetar, terutama di tangannya. Lalu ia pun memasang jurus, sambil tetap mengatakan bahwa ia ingin duel. Sekalipun begitu, ia tetap tak berani menatapku.

Kemudian aku pindah posisi kebelakang guna meng antisipasi serangannya. Kutekan urat lehernya yang besar. Begitupun dengan dadanya. Spontan ia pun ber oek oek, alias muntah. Tapi tangannya masih tetap bergetar.

Rupanya kekuatan ajian jalaksana tersebut terletak di tangan. Untuk itu aku sarankan ia untuk memukul lantai, guna mengecek kekuatannya. Setelah di coba, ternyata masih kuat. Akan tetapi, setelah diusap buang berkali kali, ahirnya hilang juga kekuatan tersebut, walhamdulillah.

Tuntas meruqyah, aku bertanya, mengapa ilmunya tersebut kembali datang? Ia merenung guna mengingat ngingat sesuatu, yg mungkin menjadi penyebab terjadinya hal tersebut. Kemudian ia bertanya; “Tad, apa mungkin hal tersebut terjadi kembali karena aku sering narik nafas dengan jurus setelah lari?”

Terus terang, aku katakan bahwa aku tak bisa memastikan. Sekalipun begitu, aku sarankan supaya ia tak kembali melakukan hal itu, guna menjaga jaga saja, wallahu’alam.

 

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *