Si Kebal Bacok yang Tak Mau di Celana

Si Kebal Bacok yang Tak Mau di Celana
Si Kebal Bacok yang Tak Mau di Celana

Sudah 6 bulan ia tak berdaya. Penyakit yg mengerikan telah membikin dirinya terkapar di rumah. Fisiknya terlihat super bengkak, terutama dikaki dan tangannya. Walhasil, ia menjadi susah untuk bergerak. Selain itu, iapun bermasalah dengan paru paru nya hingga tak bisa lepas dari pasokan oksigen. Sungguh menderita!

Ketika aku datang kerumahnya aku benar benar kaget. Kupikir pasien ini, pasien yg paling lain dari pada yg lain. Jika perempuan yg nengok, bisa dipastikan akan menutup mukanya karena tersipu malu. Atau mungkin langsung balik kanan karena jengah.

Itu tak lain, karena ia tak mau pakai celana, hingga keelokan ” Rudal” nya yg besar karena bengkak begitu terlihat jelas. Bukan tak punya rasa malu, tapi ia tak kuat jika harus tersentuh kain. Linu dan panas seperti terbakar katanya.

Pasien ini tak mau dibawa ke Rumah sakit. Sebabnya,10 orang dari tetangganya meninggal setelah dibawa ke rumah sakit. Rupanya, ia takut mengalami kematian seperti para tetangganya!

Bukan hanya itu, iapun tak mau di doakan, tak mau dzikir dan tak mau mendengar bacaan Al Quran. Pasalnya tak lain, krn ia menduga bahwa ia menjadi tak bisa berjalan itu, gara gara setelah dido’akan, dikasih kalimat dzikir dan dimandikan dengan daun kelor oleh seorang Kiai. Rupanya, ia mengidap sugesti negatif tentang pengobatan, hingga bbrp orang yg mencoba ingin mengobatinya sempat ia usir.

Kakaknya menyampaikan, bahwa adiknya tersebut tak mau aku ruqyah. Ia nampak bingung karena sudah kadung minta tolong padaku. Namun aku katakan, berangkat aja, biar aku nanti kasih pengertian. Iapun nampak setuju!

Saat ia melihat aku dan kakaknya datang, nampak tak bersahabat. Wajahnya terlihat gelisah dan curiga. Tapi tak kuhiraukan. Lalu ia bertanya; ” Mau apa kalian datang!

Kakaknya menjelaskan, bahwa ia dan aku jauh-jauh datang dari Tasik ke Banjar hanya terdorong oleh satu hal Yakni, rasa sayang. Dan ia sbg kakaknya ingin berihitiar mengobatinya dg cara ruqyah. Namun ia menolak. Takut menjadi lumpuh katanya. Suatu jawaban yg aneh!

Aku jelaskan bahwa inti ruqyah itu do’a utk kesembuhan dan permohonan perlindungan dari Allah. Tapi Ia nampak tak yakin. Lalu aku tanya; ” Bolehkan aku mendo’akan untuk kesembuhannya?” Ia tak menjawab , mungkin karena masih ragu. Tapi aku tak peduli, langsung saja membacakan do’a dan ayat2 ruqyah.

Baca juga : Harga U Ditch Saluran Beton

Tak lama, setelah beberapa menit, ia meronta dan dan tersengal sengal hingga alat oksigennya pun jatuh. Ia marah. Lalu berteriak memanggil kakaknya; ” Kakaakk, apa kau ingin membunuhku?”

Kakaknya geleng kepala sambil istighfar, begitupun dengan istri dan orang-orang yg hadir lainnya. Lalu aku jelaskan bahwa aku membacakan ruqyah itu bukan untuk membunuhnya, melainkan berdo’a untuk kesembuhannya. Dan insya Allah ia akan sembuh, dengan sarat ia harus yakin dan tak boleh punya pikiran yg negatif.

Nasihat nampaknya tak mempan. Namun otaku terus berputar, bagaimana caranya supaya ia punya keinginan untuk diobatin.

Kemudian aku mencoba bertanya tentang dosa yg pernah ia lakukan. Tapi ia masih tak mau menjawab. Lalu aku katakan, bahwa salah satu penyebab sakit itu adalah dosa. Jika tidak disesali dan ditobatin, penyakit tsb takan sembuh, tegasku. Masya Allah, ia langsung menangis. Nampaknya pancinganku mengena!

Ia secara jujur mengatakan bahwa ia banyak dosa. Bahkan ia mengatakan bahwa dirinya telah murtad!

” Kenapa berkata begitu?”, pancingku penasaran.

Ia menjelaskan, setelah 6 bulan tak berdaya, ia tak diurus istri dan anaknya. Lalu hilang kesabaran hingga ia bersumpah, siapa saja, dan dari penganut agama manapun, ia siap pindah aqidah jika bisa menyembuhkan penyakitnya. Lalu sambil menangis pilu iapun istigfar, dan diikuti oleh keluarga yg lainnya.

Keluarganya nampak senang sekali. Itu tak lain, krn sebelumnya, tiap kali ia diingat kan utk istigfar, ia selalu menjawab; ” untuk apa istigfar , sakit goblog!” begitu jelas mereka.

Selain itu, akupun bertanya tentang ilmu yg mungkin pernah ia dalami. iapun mengaku secara jujur, bahwa ia pernah diisi oleh seorang Kiai utk ilmu kebal dibacok. Demi utk ilmu tsb, ia mesti menelan berlian dan emas di tambah air soda. Selain itu, “senjata prianya” telah dipasang bulu kuda dan biji tasbih, dan tangan kanannya juga dipasang dua susuk guna kekuatan pukulan!

Yang aneh, bahwa sang Kiai tsb pernah mengatakan padanya, bahwa 70 hari menjelang kematiannya akan ada tanda. Adapun tandanya adalah, jika sdh ada keluar cairan bau yg keluar dari benjolannya. Lalu ia memegang benjolan berupa biji kemaluannya yg bengkak. Dan menjelaskan bahwa air bau itu sdh keluar. Setelah itu ia nampak cemas, mungkin takut dg kematian!

Aku menduga, bahwa ilmu yg ia dalami itu adalah ilmu yg meminta imbalan tumbal nyawanya. Untuk itu aku terus memotivasinya supaya ia menyesali dan mentobatinya. Kemudian aku bimbing ia utk menyatakan bahwa ,ia sdh tak mau tergantung lg dengan kekuatan jin (sihir). Ajaib, iapun melepaskan alat oksigennya.

Di Ahir proses ruqyah pertama, nampaknya ia merasa agak enakan. Wajahnya terlihat berubah cerah. Dan yg menggembirakan, ia sudah bisa bernafas tanpa bantuan oksigen lagi. Walhasil, iapun percaya dg pengobatan ruqyah. Tak ada lagi prasangka negatif. Suasana rumahnya pun berubah menjadi hangat.

Saat aku mau pamit pulang, ia memohon dengan amat sangat supaya aku memaafkannya sambil nangis sesenggukan. Karena ia telah bersikap tak bersahabat dan berburuk sangka terhadapku. Hal itu ia ungkapkan berulang ulang, walaupun sdh beberapa kali aku katakan, gak masalah! Rupanya, kini ia telah memiliki harapan untuk sembuh. Dan aku katakan, beberapa hari lagi insya Allah akan kembali datang. Iapun mengangguk tanda setuju!

Empat hari kemudian aku pun datang kembali utk Melanjutkan ruqyah. Tak spt semula, kali ini ia menyambut ku dg sumringah. Lalu ia memperlihatkan kaki dan tangannya yg sudah kempes. Masya Allah, aku dan kakaknya terlonjak girang!

Atas nasihat kakaknya, aku diminta utk merayunya supaya ia mau menutup “rudal” nya. Dan Alhamdulillah, iapun nurut.

Dalam proses ruqyah kedua, sensasinya agak frontal. Tangan kirinya yg sudah kempes tiba2 mengeras. Lalu tanpa diduga memukul bagian kepalanya…plakkk. Kakaknya kaget, dan langsung memegangi tangannya tsb. Terjadi adu tenaga. Setelah itu aku tekan telapak tangannya dg telunjuk sambil membaca ayat kursi. Tiba-tiba terjadi hentakan diseluruh tubuhnya, lalu tangannya terkulai.

Tak lama berselang, tangan kanannya yang masih bengkak tiba tiba bisa bergerak dan mencengkram. Sama seperti tangan yang sebelah kiri, telunjuknya kemudian menunjuku. Tak kalah gertak, akupun balas menunjuknya. Terjadi getaran. Kemudian aku tekan telapak tangannya, hingga tangan tsb ahirnya terkulai. Akan tetapi tiba tiba ia meringis kesakitan sambil memegang kepalanya. ” Kakak bantu pegang kepalaku”, ia memohon. ” ayo cabut ..ayo cabut,” lanjutnya. Kedua kakaknya saling pandangan kebingungan, apa yg mesti dicabut, mungkin begitu yg mrk berdua pikirkan. Tiba tiba bibirnya bergumam;” fisiknya gak kuat..nyawanya akan lepas!”

Tak panjang pikir, aku tekan kepalanya dg telapak tanganku. Lalu terjadi lagi hentakan, kemudian ia menjerit dan menunjuk ke alat vitalnya yg masih bengkak. “Ampun Panassss..”, ia merintih. Lalu akupun niup niup ” rudal ” beliau dengan niat spy Allah menghilangkan rasa panasnya.

Rasa sakit dan panas dikemaluannya telah membikin ia bertambah ngos ngosan, hingga ia mesti dipasang oksigen lagi. Keringatnya pun kulihat deras bercucuran. Melihat kondisi fisiknya spt itu, akupun tak tega utk melanjutkan proses ruqyah. Lagian aku berpikir, bahwa ia hrs di ruqyah beberapa kali. Empat hari kedepan, insya Allah aku akan kembali meruqyahnya!

Namun ada hal yg mengejutkan. Tangan kanannya yg masih bengkak, kini sudah bisa bergerak dan mencengkram. Dan yg paling menggembirakan, kini ia sudah biasa membacakan dzikir-dzikir yang kusarankan. Aku berharap, saat aku kembali datang padanya, seluruh badannya sudah kempes semua, aamiin.

Baca juga : 8 Dampak Gangguan Jin Pada Tubuh Manusia, Cek Diri Kita !

Terahir, aku memohon do’a dari semuanya, semoga saja ia segera disembuhkan Allah Ta’ala. Aamiin ya Rabal ‘alamin

 

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *