“Permisalan orang yang membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah utrujah, rasa dan baunya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah kurma, rasanya enak namun tidak beraroma. Orang munafik yang membaca Al Qur’an adalah bagaikan royhanah, baunya menyenangkan namun rasanya pahit. Dan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an bagaikan hanzholah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak.” (HR. Bukhari, no. 5059)
Orang mukmin yang tidak membaca Alquran seperti kurma, rasanya enak namun tidak beraroma. Kurma merupakan buah yang rasanya manis dan memiliki banyak khasiat untuk kesehatan kendati buah ini tak memunculkan harum. Beberapa ulama berpendapat kategori ini merupakan orang yang beriman dan menjalankan ibadah namun hari-hari jarang dihiasi dengan membaca Alquran.
Sedang perumpaman orang durhaka (munafik) yang membaca Alquran seperti buah raihana, baunya wangi namun rasanya pahit. Buah raihana memiliki wangi sehingga kerap diguanakan untuk wewangian. Namun buah ini memiliki rasa yang pahit bahkan disebutkan mengandung racun.
Imam Nawawi menjelaskan kategori ini merupakan orang yang membaca Alquran tapi tak mengamalkannya. Orang seperti ini kerap menampakkan diri dihadapan orang lainnya seperti orang suci namun pada praktiknya kerap lalai dari ketaatan kepada Allah.
Sedangkan perumpamaan orang durhaka (munafik) yang tidak membaca Alquran seperti hanzhalah. Beberapa ulama menyatakan hanzalah adalah rumput yang pahit dan bau. Maka kategori ini merupakan orang-orang yang tidak bisa merasakan manisnya iman. Orang seperti ini tidak memberi manfaat baik bagi dirinya maupun orang lain.
Asal Usul Buah Utrujjah
Buah utrujjah adalah buah yang sangat harum aromanya, warnanya juga sangat indah sehingga menampakkan bahwa buah tersebut bukan buah sembarangan, seharum aromanya dan seindah warnanya rasanya pun sungguh manis melengkapi keunggulan buah ini dari jenis buah-buah yang lain.
Buah ini di timur tengah umumnya dikenal dengan nama Utrujah (الأترجة). Walaupun buah ini memiliki nama yang berbeda-beda di tiap negara. Utrujjah ini merupakan kata-kata yang berasal dari logat yang fush-ha (baku).
Buah ini bisa juga disebut (متك) Mutk, atau di Syam ia disebut Kubbaad (كباد), laen lagi di UEA ia dinamai (شخاخ) Syikhookh. Di Mesir atau di Iraq sama disebutnya Utrujah. Walaupun ada juga nama lainnya misal Laymuun al Yahud (lemon Yahudi), atau juga Laymuun al ‘Ajami (Lemon non arab). Bahkan ada juga yang bilang Laymuun al Firdausiy (Lemon surga).
Buah ini seperti yang diyakini aslinya berasal dari Selatan-Timur Asia. Namun buah ini banyak dijumpai di kawasan Maghribiyah seperti di Maroko. Buah ini pernah juga disinggung di Al Qur’an. Dikatakan bahwa ketika Zulaikho mengundang beberapa pembesar wanita Mesir untuk melihat Nabiyullah Yusuf ‘alayh salam.
Zulaikho memberikan kepada mereka semua masing-masing sebuah pisau dan Utrujjah. Setelah itu yang terjadi adalah seperti yang kita ketahui dalam kisah Nabi Yusuf yang diceritakan di dalam Al Quran.
Ibnu Hajar al Asqolaniy pernah berkomentar mengenai kenapa Utrujjah yang dipilih untuk tamtsil diatas. Hikmah pengkhususan Utrujjah sebagai perumpamaan karena Utrujjah kulitnya dapat digunakan sebagai obat. Dari bijinya juga dapat dihasilkan minyak yang punya ragam manfaat.
Ada juga yang mengatakan bahwa jin tidak akan mendekat ke sebuah rumah yang didalamnya terdapat Utrujjah. Maka sangat cocok bila Al Quran diumpamakan dengannya yang mana setan tidak akan mendekat padanya.
Kulit bijinya berwarna putih yang juga selaras dengan hati seorang mukmin. Beberapa keistimewaan lainnya adalah besar bentuknya, indah penampilannya, warnanya yang menyenangkan, dan lembut bila disentuh. Bila dimakan terasa lezat, sedap aromanya, mudah dikunyah dan juga dapat membersihkan lambung.
Syaikh al Mubarokfuriy juga turut mengomentari buah ini, mengapa Nabi sholallahu ‘alayh wasallam mengkhususkan buah ini? Karena buah ini adalah yang paling baik yang dapat ditemukan di segala penjuru alam.
Beberapa kekhususannya dan keistimewaannya adalah besar ukurannya, bagus rupanya, memiliki rasa yang baik, lembut jika kita menyentuhnya, dapat “menghipnotis” siapapun yang melihatnya, sangat cerah warnanya, menyenangkan siapapun yang memandangnya, menambah nafsu makan tatkala melihatnya, mempunyai manfaat setelah mengkonsumsinya, maka keempat panca indera melihat, perasa, pencium, sentuh- memperoleh manfaat yang ia punya.
Salah seorang Syaikh yang bernama al Azhim Ubadiy mengatakan, Kenapa Utrujah yang dipilih? Karena Utrujah merupakan kumpulan rasa sekaligus aroma yang thoyyib, warna yang baik, dan mempunyai manfaat yang banyak.
Dan maksud dari permisalan dengan menggunakannya adalah sebagai penjelas akan kondisi seorang mukmin dan ketinggian akan amalannya (tilawatul Quran).
Wa Allahu A’lam Bi Showab
Baca juga :
- Kaya dan Miskin, Mana yang Lebih Utama?
- Dialog Siti Khadijah Saat Melamar Nabi Muhammad SAW
- Penjelasan Gaya Rambut dan Topi Jas Orang Yahudi
- Ini Dia Penyakit Lisan yang Harus Kita Hindari
- Harga Sandwich Panel
- Harga Box Culvert Jakarta